Industri Sepatu Indonesia

Industri Sepatu Indonesia Tembus Pasar Internasional


Industri kecil dan menengan (IKM) alas kaki prospektif naik kelas hingga mampu merampah di pasar internasional, karena inovasi dan mampu manjaga kualitas mutu.

Kementrian perindustrian menyebut bahwa industri kecil dan mengengah (IKM) alas kaki sepatu prospektik naik kelas hingga mampu merambah pasar ekspor, karena inovasi dan mampu menjaga kualitas mutu.
Kementrian mendorong industri alas kaki untuk melakukan pengembangan produk dan konsisten berinovasi untuk menjawab kebutuhan pasar.
Selain itu, hak yang tidak kalah penting adalah melakukan uji laboratorium untuk menjaga standar mutu.

“Dalam hal ini, IKM persepatuan memanfaatkan laboratorium uji untuk mengetahui mutu sepatu atau alas kaki yang di produksi”>
Beberapa IKM sepatu dan alas kaki yang telah mengekspor produk tersebut juga membutuhkan uji laboratorium tersebut untuk mengetahui standar yang di inginkan pasar global.

Rambah Pasar Malaysia hingga Afrika

Industri alas kaki Indonesia terus merambah pasar ekspor dunia. salah satunya dilakukan oleh PT Venamon Footware, Venamon Footware mampu memproduksi 300 pasang sepatu guna memenuhi kebutuhan pasar dalam maupun sekaligus untuk ekspor.

“Untuk pasar dalam negri saat ini masih yang terbesar yaitu 90 persen, Sedangkan ekspor 10 persen”, kata direktur PT Venamon Footware Manufacture Henny Setiadi.
Saat ini setidaknya ada 4 daerah tujuan ekspor sepatu produksi Venamon Footware yaitu Amerika serikat untuk Oxford Dress Shoes, Brunei Darussalam untuk DMS Boot, Afrika untuk Desert Boot dan Malaysia untuk Combat Boot.

Henny menyatakan, untuk bisa menembus pasar ekspor, kuncinya yauti inovasi dan mampur menjaga kualitas mutu dengan sederet standar yang telah tersertifikasi.
Meskipun memiliki segmen pada produk sepatu militer, namun sepatu besutan Venom telah memenuhi tingkat kandungan dalam negri (TKDN) hingga lebih dari 80 persen untuk beberapa produk tertentu.
Untuk bahan baku sendiri sudah sampai 95 persen dari lokal. Supliernya berasal dari Tangerang dan wilayah Jawa Timur.

Dirjen IKMA menjelaskan, masa pandemi dan adaptasi kebiasaan baru saat ini menjadi sebuah tantangan  bagi para pelaku industri dalam negri, termasuk sektor industri kecil menengah (IKM). Mereka dituntut mampu lebih kreatif dan inofatif untuk mempertahankan usahanya.

“Pasar domestik luar biasa, brand lokal kewalahan untuk memenuhi pasar. Ada beberapa yang belum memiliki workshop sendiri. Maka perlu kolaborasi dengan industri kecil, industri kecil perlu pemenuhan kualitas.
CEO sepatu Kanky Alphonus Ivan Kurniadi mengamini, bantuan pemerintah sangat berarti bagi kelanjutan usaha pelaku industri sepatu di Tanah Air. Sebelum beranjak ekspor, Alphon ingin bisa memperkuat posisinya di pasar domestik dahulu lalu memenuhi pesanan pasar global atau internasional.

Sedangkan, Kementrin mencatat, nilai ekspor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki kaki pada tahun 2019 mencapai USD 5.12 Miliar, Pada priode Januari sampai priode Juni 2020, ekspornya mencapai USD 2.81 miliar atau meningkat 9.7 persen bisa dibandingkan pada priode yang sama di tahun 2019 yang berada di angka USD 2.56 miliar.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*